Jumat, 04 November 2011

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Penasehat Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Hakim Sorimuda Pohan, mengingatkan para ayah perokok agar berhati-hati ketika menggendong anaknya. Apalagi, anaknya yang masih berusia balita. Secara tidak sengaja, sang ayah bisa menularkan penyakit pada anak.
Ia menyebutkan kini ada tiga jenis perokok yang ada. “First hand smoker, second hand smoker dan third hand smoker,” kata Hakim di Jakarta, Rabu (2/11).
Soal perokok aktif dan pasif, menurutnya, itu sudah ‘pustaka’ lama. First hand smoker adalah perokok pertama. Orang ini merokok sehingga memasukkan sendiri racun ke dalam tubuhnya.
Second hand smoker merupakan orang yang menghirup asap rokok. Yang mungkin jarang disadari yakni third hand smoker. Mereka ialah orang yang tidak merokok, tidak menghirup asap rokok tetapi berhubungan langsung dengan perokok. Baginya, ketiga jenis perokok ini memiliki akibat yang sama saja bahayanya.
Ia mencontohkan seorang ayah yang biasa merokok di kantor, ketika pulang langsung menggendong anaknya tanpa terlebih dahulu ganti baju atau cuci muka. Tanpa disadari, ayah tersebut telah menjadikan si anak sebagai third hand smoker.
“Ayah merokok di kantor, pulang tanpa berwudhu, cium si anak. Niatnya si mau sayang, tapi secara tidak sengaja ia malah memberikan racun pada anak,” ujar dia.
Ia menjelaskan, sisa-sisa nikotin bisa saja masih menempel di wajah atau baju ayah. Racun itu akan menguap dan terhirup melalui udara. “Ya seperti orang yang merokok kan nafasnya juga bau rokok,” katanya.
Jika kebetulan si anak mempunyai penyakit bawaan asma, dengan udara yang kotor, maka asma akan sulit disembuhkan. “Jadi kalau anak asma dan nggak sembuh-sembuh, cek saja siapa yang bawa racun ke rumah,” ujarnya sambil tersenyum.

Kata yang salah
‘pustaka’ = cerita
Pembenaran = Soal perokok aktif dan pasif, menurutnya, itu sudah cerita lama.
Alas an = dalam kamus besar bahasa Indonesia ‘pustaka’ berarti
pus.ta.ka
[n] (1) kitab; buku; (2) buku primbon


Berwudhu = membersihkan diri
Pembenaran = “Ayah merokok di kantor, pulang tanpa membersihkan diri, cium si anak. Niatnya si mau sayang, tapi secara tidak sengaja ia malah memberikan racun pada anak,” ujar dia.
Alas an = kata berwudhu tidak ada dalam kamus besar bahasa Indonesia maka diganti dengan kata membersihkan diri yang artinya mencuci bagian tubuh hingga bersih.

Nggak = tidak
Pembenaran = “Jadi kalau anak asma dan tidak sembuh-sembuh, cek saja siapa yang bawa racun ke rumah,”
Alas an = karena kata nggak tidak berada pada kamus besar bahasa Indonesia, kata nggak merupakan bahasa sehari-hari.

http://id.berita.yahoo.com/ayah-perokok-harus-hati-hati-kalau-gendong-anak-105531870.html