Senin, 11 Oktober 2010

BENTUK ORGANISASI

Tipe/bentuk Organisasi beserta struktur dan skema Organisasi

* Organisasi sosial
          perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.

* Hakekat Lembaga Sosial
          Keberadaan lembaga sosial tidak lepas dari adanya nilai dan norma dalam masyarakat. Di mana nilai merupakan sesuatu yang baik, dicita- citakan, dan dianggap penting oleh masyarakat. Oleh karenanya, untuk mewujudkan nilai sosial, masyarakat menciptakan aturan-aturan yang tegas yang disebut norma sosial. Nilai dan norma inilah yang membatasi setiap perilaku manusia dalam kehidupan bersama. Sekumpulan norma akan membentuk suatu sistem norma. Inilah awalnya lembaga sosial terbentuk. Sekumpulan nilai dan norma yang telah mengalami proses institutionalization menghasilkan lembaga sosial.

*Proses terbentuknya Lembaga Sosial
          Para ilmuan sosial hingga saat ini masih berdiskusi tentang penggunaan istilah yang berhubugnan dengan ”seperangkat aturan/ norma yang berfungsi untuk anggota masyarakatnya”. Istilah untuk menyebutkan seperangkat aturan/ norma yang berfungsi untuk anggota masyarakatnya itu, terdapat dua istilah yang digunakan, yaitu ”social institution” dan ”lembaga kemasyarakatan”. Mana yang benar? Tentu semunya tidak ada yang salah, semuanya benar. Hanya saja ada perbedaan penekanannya. Mereka yang menggunakan istilah ”social institution” pada umumnya adalah para antropolog, dengan menekankan sistem nilai-nya. Sedangkan pada sosiolog, pada umumnya menggunakan istilah lembaga kemasyarakatan atau yang dikenal dengan istilah lembaga sosial, dengan menekankan sistem norma yang memiliki bentuk dan sekaligus abstrak. Pada tulisan ini, akan digunakan istilah lembaga sosial dengan tujuan untuk mempermudah tingkat pemahaman dan sekaligus merujuk pada kurikulum sosiologi yang berlaku saat ini.
          Pada awalnya lembaga sosial terbentuk dari norma-norma yang dianggap penting dalam hidup bermasyarakatan. Terbentuknya lembaga sosial berawal dari individu yang saling membutuhkan , kemudian timbul aturan-aturan yang disebut dengan norma kemasyarakatan. Lembaga sosial sering juga dikatakan sebagai sebagai Pranata sosial.

Suatu norma tertentu dikatakan telah melembaga apabila norma tersebut :
1. Diketahui
2. Dipahami dan dimengerti
3. Ditaati
4. Dihargai

          Lembaga sosial merupakan tata cara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar manusia dalam sebuah wadah yang disebut dengan Asosiasi. Lembaga dengan Asosiasi memiliki hubungan yang sangat erat. Namun memiliki pengartian yang berbeda. Lembaga yangg tidak mempunyai anggota tetap mempunyai pengikut dalam suatu kelompok yang disebut asosiasi.
          Asosiasi merupakan perwujudan dari lembaga sosial. Asosiasi memiliki seperangkat aturan, tatatertib, anggota dan tujuan yang jelas. Dengan kata lain Asosiasi memiliki wujud kongkret, sementara Lembaga berwujud abstrak. Istilah lembaga sosial oleh Soerjono Soekanto disebut juga lembaga kemasyarakatan. Istilah lembaga kemasyarakatan merupakan istilah asing social institution. Akan tetapi, ada yang mempergunakan istilah pranata sosial untuk menerjemahkan social institution. Hal ini dikarenakan social institution menunjuk pada adanya unsur-unsur yang mengatur perilaku para anggota masyarakat. Sebagaimana Koentjaraningrat mengemukakan bahwa pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakukan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas- aktivitas untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat. Istilah lain adalah bangunan sosial, terjemahan dari kata sozialegebilde (bahasa Jerman) yang menggambarkan bentuk dan susunan institusi tersebut. 
          Namun, pembahasan ini tidak mem- persoalkan makna dan arti istilah-istilah tersebut. Dalam hal ini lebih mengarah pada lembaga kemasyarakatan atau lembaga sosial, karena pengertian lembaga lebih menunjuk pada suatu bentuk sekaligus juga mengandung pengertian yang abstrak tentang adanya norma-norma dalam lembaga tersebut. Menurut Robert Mac Iver dan Charles H. Page, mengartikan lembaga kemasyarakatan sebagai tata cara atau prosedur yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antarmanusia dalam suatu kelompok masyarakat. Sedangkan Leopold von Wiese dan Howard Becker melihat lembaga dari sudut fungsinya. 
          Menurut mereka, lembaga kemasyarakatan diartikan sebagai suatu jaringan dari proses- proses hubungan antarmanusia dan antarkelompok manusia yang berfungsi untuk memelihara hubungan-hubungan tersebut serta pola- polanya, sesuai dengan kepentingan-kepentingan manusia dan sekelompoknya. Selain itu, seorang sosiolog yang bernama Summer melihat lembaga kemasyarakatan dari sudut kebudayaan. Summer meng- artikan lembaga kemasyarakatan sebagai perbuatan, cita-cita, dan sikap perlengkapan kebudayaan, yang mempunyai sifat kekal serta yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Oleh karenanya, keberadaan lembaga sosial mempunyai fungsi bagi kehidupan sosial.

Fungsi-fungsi tersebut antara lain:
a. Memberikan pedoman kepada anggota masyarakat tentang sikap dalam menghadap masalah di masyarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan pokok.

b. Menjaga keutuhan dari masyarakat yang bersangkutan.

c. Memberi pegangan kepada anggota masyarakat untuk mengadakan pengawasan terhadap tingkah laku para anggotanya.

Dengan demikian, lembaga sosial merupakan serangkaian tata cara dan prosedur yang dibuat untuk mengatur hubungan antarmanusia dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, lembaga sosial terdapat dalam setiap masyarakat baik masyarakat sederhana maupun masyarakat modern. Hal ini disebabkan setiap masyarakat menginginkan keteraturan hidup.

Ciri-ciri organisasi sosial
Menurut Berelson dan Steiner(1964:55) sebuah organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Formalitas, merupakan ciri organisasi sosial yang menunjuk kepada adanya perumusan tertulis daripada peratutan-peraturan, ketetapan-ketetapan, prosedur, kebijaksanaan, tujuan, strategi, dan seterusnya.

2. Hierarkhi, merupakan ciri organisasi yang menunjuk pada adanya suatu pola kekuasaan dan wewenang yang berbentuk piramida, artinya ada orang-orang tertentu yang memiliki kedudukan dan kekuasaan serta wewenang yang lebih tinggi daripada anggota biasa pada organisasi tersebut.

3. Besarnya dan Kompleksnya, dalam hal ini pada umumnya organisasi sosial memiliki banyak anggota sehingga hubungan sosial antar anggota adalah tidak langsung (impersonal), gejala ini biasanya dikenal dengan gejala “birokrasi”.

4. Lamanya (duration), menunjuk pada diri bahwa eksistensi suatu organisasi lebih lama daripada keanggotaan orang-orang dalam organisasi itu.
Ada juga yang menyatakan bahwa organisasi sosial, memiliki beberapa ciri lain yang behubungan dengan keberadaan organisasi itu.

Diantaranya ádalah:
1. Rumusan batas-batas operasionalnya(organisasi) jelas. Seperti yang telah dibicarakan diatas, organisasi akan mengutamakan pencapaian tujuan-tujuan berdasarkan keputusan yang telah disepakati bersama. Dalam hal ini, kegiatan operasional sebuah organisasi dibatasi oleh ketetapan yang mengikat berdasarkan kepentingan bersama, sekaligus memenuhi aspirasi anggotanya.

2. Memiliki identitas yang jelas. Organisasi akan cepat diakui oleh masyarakat sekelilingnya apabila memiliki identitas yang jelas. Identitas berkaitan dengan informasi mengenai organisasi, tujuan pembentukan organisasi, maupun tempat organisasi itu berdiri, dan lain sebagainya.

3. Keanggotaan formal, status dan peran. Pada setiap anggotanya memiliki peran serta tugas masing masing sesuai dengan batasan yang telah disepakati bersama.
Jadi, dari beberapa ciri organisasi yang telah dikemukakan kita akan mudah membedakan yang mana dapat dikatakan organisasi dan yang mana tidak dapat dikatakan sebagai sebuah organisasi.

Alasan berorganisasi
Organisasi didirikan oleh sekelompok orang tentu memiliki alasan. Seorang pakar bernama Herbert G. Hicks mengemukakan dua alasan mengapa orang memilih untuk berorganisasi:

a. Alasan Sosial (social reason), sebagai “zoon politicon ” artinya mahluk yang hidup secara berkelompok, maka manusia akan merasa penting berorganisasi demi pergaulan maupun memenuhi kebutuhannya. Hal ini dapat kita temui pada organisasi-organisasi yang memiliki sasaran intelektual, atau ekonomi.

b. Alasan Materi (material reason), melalui bantuan organisasi manusia dapat melakukan tiga macam hal yang tidak mungkin dilakukannya sendiri yaitu:

1) Dapat memperbesar kemampuannya
2) Dapat menghemat waktu yang diperlukan untuk mencapai suatu sasaran, melalui bantuan sebuah organisasi.
3) Dapat menarik manfaat dari pengetahuan generasi-generasi sebelumnya yang telah dihimpun.

* Tipe-tipe organisasi
Secara garis besar organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi formal dan organisasi informal. Pembagian tersebut tergantung pada tingkat atau derajat mereka terstruktur. Namur dalam kenyataannya tidak ada sebuah organisasi formal maupun informal yang sempurna.

Organisasi Formal
Organisasi formal memiliki suatu struktur yang terumuskan dengan baik, yang menerangkan hubungan-hubungan otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung jawabnya. Struktur yang ada juga menerangkan bagaimana bentuk saluran-saluran melalui apa komunikasi berlangsung. Kemudian menunjukkan tugas-tugas terspesifikasi bagi masing-masing anggotanya. Hierarki sasaran organisasi formal dinyatakan secara eksplisit. Status, prestise, imbalan, pangkat dan jabatan, serta prasarat lainya terurutkan dengan baik dan terkendali. Selain itu organisasi formal tahan lama dan mereka terencana dan mengingat bahwa ditekankan mereka beraturan, maka mereka relatif bersifat tidak fleksibel. Contoh organisasi formal ádalah perusahaan besar, badan-badan pemerintah, dan universitas-universitas (J Winardi, 2003:9).

Organisasi informal
Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh organisasi informal adalah pertemuan tidak resmi seperti makan malam bersama. Organisasi informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal apabila hubungan didalamnya dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan terumuskan. Selain itu,

organisasi juga dibedakan menjadi organisasi primer dan organisasi sekunder menurut Hicks:

• Organisasi Primer, organisasi semacam ini menuntut keterlibatan secara lengkap, pribadi dan emosional anggotanya. Mereka berlandaskan ekspektasi rimbal balik dan bukan pada kewajiban yang dirumuskan dengan eksak. Contoh dari organisasi semacam ini adalah keluarga-keluarga tertentu.
• Organisasi Sekunder, organisasi sekunder memuat hubungan yang bersifat intelektual, rasional, dan kontraktual. Organisasi seperti ini tidak bertujuan memberikan kepuasan batiniyah, tapi mereka memiliki anggota karena dapat menyediakan alat-alat berupa gaji ataupun imbalan kepada anggotanya.

Sebagai contoh organisasi ini adalah kontrak kerjasama antara majikan dengan calon karyawannya dimana harus saling setuju mengenai seberapa besar pembayaran gajinya.
Organisasi berdasarkan sasaran pokok mereka
Organisasi yang didirikan tentu memiliki sasaran yang ingin dicapai secara maksimal. Oleh karenanya suatu organisasi menentukan sasaran pokok mereka berdasarka kriteria-kriteria organisasi tertentu.

Adapun sasaran yang ingin dicapai umumnya menurut J Winardi adalah:
1. Organisasi berorientasi pada pelayanan (service organizations), yaitu organisasi yang berupaya memberikan pelayanan yang profesional kepada anggotanya maupun pada kliennya. Selain itu siap membantu orang tanpa menuntut pembayaran penuh dari penerima servis.

2. Organisasi yang berorientasi pada aspek ekonomi (economic organizations), yaitu organisasi yang menyediakan barang dan jasa sebagai imbalan dalam pembayaran dalam bentuk tertentu.

3. Organisasi yang berorientasi pada aspek religius (religious organizations)

4. Organisasi-organisasi perlindungan (protective organizations)

5. Organisasi-organisasi pemerintah (government organizations)

6. Organisasi-organisasi sosial (social organizations)

::: Tiga tipe Struktur Organisasi :::

1. Functional Organization Structure, yakni struktur organisasi dimana pembagian divisinya berdasarkan fungsinya masing-masing. Berikut adalah beberapa penjelasan tentang tipe ini :

o Fokus pada pembagian tugas berdasarkan fungsi bagiannya masing2
o Komunikasinya menggunakan bottom-top communication sehingga control atasan terhadap bawahan lebih mudah, sederhana, dan tidak berulang2
o Masing2 bagian cenderung hanya fokus pada bidang kerja masing2 dan komunikasi antar bagian cenderung kurang terbuka
o Pergerakan dan komunikasi tiap2 bagian masih tersekat2
o Biasanya ditemukan pada organisasi2 yang memproduksi barang

:: Functional Organization Structure ::

2. Project/Divisional Organization Structure, yakni struktur organisasi dimana pembagian divisinya berdasarkan proyek/kegiatan yang sedang dijalankan. Berikut adalah beberapa penjelasan tentang tipe ini :

o Fokus pada pembagian berdasarkan proyek yang sedang dikerjakan
o Masing2 kegiatan proyek mempunyai struktur sendiri, mulai dari pemimpin proyek sampai divisi2nya
o Komunikasi di dalam proyek lebih terkendali dan fungsi pengawasan pemimpin proyek terhadap proyeknya juga mudah
o Dibutuhkan lebih banyak SDA untuk masing2 proyek
o Ada kemudahan dalam memasukkan konsultan luar (outsourcing) dalam pengerjaan proyek
o Setiap karyawan dituntut untuk mempunyai rasa tanggung jawab dan inisiatif yang tinggi
o Kurang cocok untuk organisasi yang membutuhkan banyak proses administrasi dan birokrasi

:: Project/Divisional Organization Structure ::

3. Matrix Organization Structure, yakni struktur organisasi gabungan dari Functional dan Projectized Structure Organization. Berikut adalah beberapa penjelasan tentang tipe ini : 

o Terdapat pembagian berdasarkan proyek/kegiatan yang sedang dijalankan
o Namun tetap menggunakan SDA dari tiap divisi yang kesemuanya secara bersama-sama menangani semua proyek
o Pemanfaatan SDA-nya efisien karena anggota mempunyai pekerjaan yang tetap walau proyek telah selesai
o Komunikasi dan sharing antar divisi lebih baik dibandingkan dengan tipe fungsional
o Ada keterlibatan stakeholder yang kuat
o Pembagian SDA harus jelas untuk setiap proyeknya, jangan sampai terjadi “rebutan SDA”
o Setiap anggota berkecimpung di setiap proyek yang ada, sehingga komunikasi mereka terhadap setiap atasannya yang notabene lebih dari satu bisa jadi membingungkan
o Ada tiga sub dari tipe ini, diantaranya :
  1. Weak Matrix => peran Manajer Proyek kuat, peran Manajer Fungsional lemah. Manajer Fungsional hanya sebagai penyedia SDA yang ada.
  2. Balanced Matrix => peran Manajer Proyek dan Manajer Fungsional setara.
  3. Strong Matrix => peran Manajer Proyek lemah, peran Manajer Fungsional kuat. Manjer Proyek hanya sebagai koordinator proyek.

:: Matrix Organization Structure ::
Nah,, ntu dia yang bisa gw kasih buat kalian.. Moga berguna,, mungkin terutama bagi temen2 yang aktif di organisasi kampus kayak gw,, hehe….
..CMIIW..

*Perancangan Organisasi
Bagaimana merancang sebuah organisasi? Sebelum pertanyaan tersebut dipaparkan secara ilmiah dengan berbagai macam teori-teori organisasi, maka perlu disamakan terlebih dahulu persepsi mengenai organisasi seperti apa yang hendak dirancang dan apa itu aktivitas merancang organisasi.
Organisasi merupakan sekumpulan orang yang membentuk sebuah sistem terpadu mengenai bagaimana orang-orang dalam organisasi mencapai tujuan yang sama. Tujuan tersebut sering dituangkan dalam sebuah wadah yakni Visi. Orang-orang dalam organisasi, seberapa besarpun organisasi itu, pasti memiliki tujuanbersama yang ingin dicapai. Tujuan yang dicapai tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, secara individual. Sehingga membentukalah organisasi. Berasal dari kata dasar organ. Arti harfiahnya dalam istilah biologi kurang lebih berarti sekumpulan jaringan yang membentuk satu kesatuan dimana dapat melakukan fungsi tertentu secara independen. Kata organ mendapat imbuhan ’isasi’. Sehingga bisa diartikan sebagai proses dan sekumpulan aktivitas. Mengenai jumlah orang dalam organisasi, dalam hal ini tidak dibatasi. Perancangan organisasi yang akan dibahas di sini bersifat umum dan bisa diterapkan dalam jenis organisasi apa saja dan jumlah orangnya berapa saja. Mulai dari organisasi kampus, sosial kemasyarakatan, industri rumah tangga dan organisasi perusahaan, serta sebuah partai politik.
Kata ’perancangan’ sering disamaartikan dengan fungsi perencanaan dalam keilmuan manajemen secara umum. Hal ini memang tidak salah. Namun dalam perancangan organisasi akan lebih detail dijelaskan bagaimana strategi spesifik mengenai langkah-langkah agar organisasi terbentuk. Secara spesifik perancangan organisasi adalah sebuah usaha formal, proses yang terarah untuk mengintegrasikan manusia, informasi dan teknologi dalam sebuah organisasi. Perancangan organisasi di gunakan untuk mempertemukan bentuk organisasi yang sedekat mungkin dengan tujuan yang ingin diraih oleh organisasi. Melalui desain proses, aktivitas organisasi untuk meningkatkan kemungkinan dari usaha bersama seluruh anggota organisasi mencapai kesuksesan.

Visi Misi

Visi merupakan keinginan akan keadaan di masa mendatang yang dicita-citakan oleh seluruh anggota organisasi mulai dari jenjang paling bawah hingga yang paling atas. Misi adalah serangkaian cara untuk melaksanakan atau mewujudkan visi. Bisa terdiri dari lebih dari satu uraian.
Jika ditinjau dari segi istilah secara ilmiah, maka visi dan tujuan organisasi berbeda dari sudut pandang frame atau horison waktu. Visi mempunyai horison waktu jangka panjang, sedangkan tujuan merujuk pada suatu satuan waktu tertentu sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Selanjutnya yang pasti dilakukan adalah memberi nama, logo dan motto atau slogan organisasi. Nama bisa mencerminkan bidang organisasi yang digeluti, singkatan dari sebuah slogan atau motto tertentu, serta biasanya dihiasi dengan warna-warna unik yang mempunyai makna.
Value and belief perlu dirancang di awal untuk menentukan prinsip-prinsip dasar organisasi dan nilai dasar yang dianut. Sebagai contoh adalah prinsip dasar sebuah organisasi menggunakan landasan antikorupsi. Dalam prakteknya, perancangan value and belief sudah pasti dimiliki oleh semua organisasi. Hanya saja dengan nama yang diistilahkan berbeda. Misalnya sebuah organisasi perusahaan memberikan nama ’prinsip dasar perusahaan’. 

Strategi

Strategi secara mudah didefinisikan sebagai serangkaian cara tertentu yang berkesinambungan untuk mencapai tujuan sebuah organisasi. Strategi secara umum terbagi menjadi dua, yakni bersifat strategis dan operasional. Jika bersifat strategis, maka hanya orang-orang yang terletak di jajaran pimpinan yang akan membahas. Sedangkan bersifat operasioanl karena sudah mencakup langkah-langkah teknis di lapangan untuk mencapai sebuah tujuan.
Salah satu cara yang bisa dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT (strength, weakness, opportunities dan threat). Merupakan analisis yang digunakan untuk memetakan bagaimana kondisi internal organisasi pada saat dirancang, dikaitkan dengan visi-misi dan tujuan organisasi. Dan kondisi eksternal perusahaan, baik berupa peluang dan ancaman yang akan mempengaruhi organisasi. Selanjutnya akan dirumuskan strategi berdasarkan keempat faktor tersebut. Jika dicontohkan dalam sebuah gambar adalah sebagai berikut. Contoh organisasi yang dibentuk adalah perusahaan perak. Strategi yang dipilih adalah gabungan antara kekuatan dan peluang (S-O).

Analisis SWOT semacam ini sering disebut dengan SWOT kualitatif. Pearce and Robbinson membuat analisis SWOT yang lebih bersifat kuantitatif. Akan dijelaskan lebih lanjut di-postingan berikutnya dengan tema ’Manajmen Strategi’.

Proses Bisnis

Menggambarkan sekumpulan proses yang disusun secara komprehensif untuk mendeskripsikan bagaimana proses perancangan dilakukan, sampai bagaimana organisasi melakukan aktivitasnya. Jika dimisalkan organisasi yang dirancang adalah sebuah perusahaan manufaktur, maka tahap ini sampai mendesain proses produksi di lantai produksinya.
Salah satu yang bisa dijadikan landasan ilmiah untuk menyusun proses bisnis perancangan organisasi adalah memakai acuan standar desain yang dikeluarkan oleh APQC (American Productivity and Quality Centre). Organisasi tersebuat mengemukakan cara yang dinamakan PCF (Process Classification Framework). Memuat dua tabel dasar, yakni tabel kategori proses bisnis dan pengelompokan aktivitas bisnis. Untuk menyusun kedua hal itu, ada dasar acuan dalam pengklasifikasian apa saja yang masuk dalam proses bisnis. Ada 12 jenis kategori.

APQC membuat pengklasifikasian proses bisnis menjadi :

1. Kategori, merupakan tingkat tertinggi dalam klasifikasi proses bisnis, diberikan nomor item, seperti : 1.0 dan 3.0.

2. Kelompok Proses, merupakan item dalam klasifikasi proses yang dipertimbangkan dalam satu daerah proses, diberikan nomor item dengan satu desimal, seperti : 8.1 dan 9.1

3. Proses, merupakan item dalam klasifikasi proses yang dipertimbangkan sebagai suatu proses, diberikan nomor item dengan dua desimal, seperti : 8.1.1 dan 9.1.2

4. Aktivitas, merupakan semua item yang dipertimbangkan sebagai aktivitas-aktivitas di dalam suatu proses, diberikan nomor item dengan tiga desimal atau lebih, seperti : 8.3.1.1 dan 9.1.1.1

Tabel pertama, yakni tabel kategori proses bisnis, berikut adalah contohnya. Ke-12 kategori proses bisnis tidaklah perlu dibuat. Hanya yang perlu saja menurut sudut pandang pembuat organisasi dengan mengacu hasil strategi organisasi dengan analisis SWOT.

Tabel kedua, yakni tabel pengelompokan aktivitas bisnis, berikut adalah contohnya. Untuk memperoleh bidang apa saja yang terlibat dalam organisasi tidak asal-asalan. Hal ini memperhatikan proses bisnis yang ada. Misalnya dalam proses bisnis ada aktivitas HSE (Health and Safety Environtment), maka tentu saja ada bagian khusus yang menangani itu.
Keterangan :
xx : Penaggung jawab dan pengambil keputusan
oo : Keterlibatan penuh / pelaku utama
vv : Keterlibatan biasa, sekedar informasi (membantu)
Skema organisasi
Sebelum mendesain skema organisasi, perlu dijabarkan terlebih dahulu mengenai proses bisnis apa saja yang terlibat. Sehingga secara logika, maka dalam hasil proses bisnis tersebut didapat pula fungsional keorganisasian apa saja yang terlibat. Misalnya keuangan, SDM, pemasaran dan teknologi informasi. Sehingga tidak bisa langsung terbentuk skema organisasi. Berikut adalah contoh hasil perancangan organsasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar