Minggu, 11 Maret 2012
MOBIL ESEMKA
Metrotvnews.com, Jakarta: Mantan Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie mengatakan, mobil Esemka tidak dibuat secara profesional. "Mobil Esemka itu cuma 'dolanan' (mainan), pembuatannya tidak profesional, masa anak-anak yang baru tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP) sudah mau jadi montir, ya pasti belum ada pengalaman," kata BJ Habibie usai talkshow "Merah Putih" di kediamannya, Patra Kuningan 13, Jakarta, Rabu (7/3).
Menurut Habibie, untuk bisa menciptakan sebuah industri otomotif diperlukan pengalaman serta riset yang cukup, tidak serba instan. "Untuk bisa masuk ke dalam industri otomotif dan bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar membutuhkan waktu yang panjang," kata Habibie.
Habibie mencurigai ada kepentingan politik di balik pemberitaan mobil Esemka. "Menurut saya, ada interest politik di balik semua ini. Oleh karena itu, saya sarankan media berhenti mengangkat topik ini, anggap sepi saja," kata Habibie.
Habibie menyarankan, membangkitkan industri otomotif di Tanah Air sebaiknya dimulai dengan membidik industri sepeda motor. "Indonesia ini adalah masyarakat terbesar yang memanfaatkan sepeda motor di bumi. Kenapa kita tidak mengembangkan itu saja, sediakan anggarannya, lakukan riset yang menyeluruh, saya rasa itu lebih rasional," kata Habibie.
Toh Habibie tetap memberi semangat pada generasi muda, terutama siswa Sekolah Menengah Kejuruan, yang berhasil membuat mobil Esemka. "Tidak ada sesuatu yang datang dengan percuma, semua harus dilakukan melalui perjuangan yang dibarengi dengan pengorbanan, kita tetap harus optimis terhadap masa depan bangsa," kata dia.
SURABAYA, KOMPAS.com - Pemerintah membantah tudingan memperlambat proses uji kelayakan mobil Esemka. Pemerintah justru berupaya meningkatkan kualitas mobil Esemka dengan mengirim tim asistensi ke Solo untuk penyempurnaan standar kualitas mobil Esemka.
Direktur Lalu Lintas Angkutan Jalan, Kementerian Perhubungan, Sudirman Lambali mengatakan, tim asistensi mobil Esemka sudah meluncur ke Solo sejak Kamis (8/3/2012) lalu. ''Mereka membantu mobil Esemka menyempurnakan standar yang dinyatakan kurang untuk memperoleh sertifikat uji kelayakan,'' katanya di Surabaya, Minggu (11/3/2012).
Tim asistensi yang terdiri dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Perhubungan kata Sudirman adalah bukti dukungan pemerintah terhadap produk dalam dalam negeri.
"Jadi tidak benar jika ada yang bilang kami menghambat, atau bahkan ada yang mengklaim kami tidak punya nasionalisme," ujarnya.
Sebelumnya Kementerian Perhubungan kata dia memang tidak meluluskan Mobil Esemka, karena emisi gas buangnya tidak memenuhi standar ambang batas. Standar normal emisi gas buang sebuah mobil baru yang ditetapkan untuk karbondioksida (CO) 5 gram per km dan HC+NOx sebesar 0,70 gram/km. Namun, emisi gas buang mobil Esemka lebih tinggi hingga lebih dua kali lipatnya, yaitu CO 11,63 gram/km dan HC+NOx sebesar 2,69 gram/km.
Pada 2010, mobil Esemka sempat mengajukan uji laik jalan, tetapi ternyata standar lampu yang digunakan dinilai masih kurang dipenuhi. Untuk standar lampu, pemerintah menetapkan standarnya satu lampu memiliki 12.000 candel (CD), namun lampu bagian kanan mobil Esemka baru memenuhi 10.900 CD dan sebelah kiri 6.700 CD.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar